• PORTAL IBU GURU RIKA
  • Belajar dan Mendidik Demi Kemajuan Generasi Bangsa

Cacing Pita (Taenia sp.)

Tahukah kamu kalau Cacing Pita tidak memiliki mulut?

Pada bagian kepala cacing pita memiliki alat isap yang memiliki kait (skoleks) dan terbuat dari zat kitin. Meskipun mempunyai kait, akan tetapi cacing pita tidak mempunyai mulut, sehingga hewan tersebut menyerap nutrisi menggunakan permukaan tubuhnya.

Cacing pita bersifat hermaprodit, karena tiap-tiap bagian proglotidnya memiliki organ reproduksi jantan dan betina. Hewan hermaprodit adalah hewan yang memiliki dua alat kelamin dalam satu individu (berumah satu). Sebagian besar hewan hermaprodit tidak bisa bereproduksi sendiri, karena waktu dan proses pematangan gametnya berbeda.

Cacing pita tidak mengalami perkembangbiakan generatif (seksual) dalam hidupnya. Siklus hidup cacing pita termasuk kompleks, dengan melibatkan setidaknya satu inang perantara dan satu inang primer. Cacing pita dewasa berkembang biak dengan cara bertelur. Telur cacing yang telah matang berkembang menjadi larva oncospheres yang masih mengandung telur, kemudian terlepas dari tubuh cacing pita dewasa dan keluar dari anus bersama feses manusia.

Cacing pita adalah parasit yang berbahaya bagi manusia, misalnya Taenia saginata (cacing pita sapi) dan Taenia solium (cacing pita babi). 

Di dalam dunia medis, infeksi cacing pita disebut dengan taeniasis. Meskipun terbilang penyakit umum, taeniasis dapat menyebabkan komplikasi serius, jika tidak diobati dengan cara yang tepat. Larva cacing pita mampu bertahan hidup di dalam tubuh manusia hingga 30 tahun lamanya.

Manusia dapat terinfeki cacing pita jika menelan larva cacing pita yang tersembunyi pada daging hewan yang mentah atau dimasak tidak matang.

Cacing pita juga bisa tertelan pada saat mengonsumsi makanan atau minuman yang tercemar kotoran manusia atau hewan yang terinfeksi oleh cacing.

Setelah tertelan, scolex (kepala) cacing pita akan menempel kuat ke dinding usus halus dan tumbuh menjadi cacing dewasa yang menumpahkan telur di kotoran manusia yang terinfeksi.

Setelah telur-telur baru bermigrasi ke anus dan masuk ke dalam tinja, kemudian siklus hidup cacing akan berulang kembali.

Sumber : https://www.amongguru.com/

Komentar

makasih

Komentari Tulisan Ini